Hitler adalah veteran Perang Dunia I dengan banyak gelar. Ia bergabung dengan Partai Pekerja Jerman (pendahulu NSDAP) pada tahun 1919, dan menjadi ketua NSDAP tahun 1921. Tahun 1923, ia melancarkan kudeta di Munich yang dikenal dengan peristiwa Beer Hall Putsch. Kudeta yang gagal tersebut berujung dengan ditahannya Hitler. Di penjara, Hitler menulis memoarnya, Mein Kampf (Perjuanganku). Setelah bebas tahun 1924, Hitler mendapat dukungan rakyat dengan mengecam Perjanjian Versailles dan menjunjung Pan-Jermanisme, antisemitisme, dan anti-komunisme melalui pidatonya yang karismatik dan propaganda Nazi. Setelah ditunjuk sebagai kanselir pada tahun 1933, ia mengubah Republik Weimar menjadi Reich Ketiga, sebuah kediktatoran satu partai yang didasarkan pada ideologi Nazisme yang totalitarian dan otokratik.
Tujuan Hitler adalah mendirikan Orde Baru hegemoni Jerman Nazi yang absolut di daratan Eropa. Sampai saat itu, kebijakan luar dan dalam negerinya bertujuan mencapai Lebensraum ("ruang hidup") bagi kaum Jermanik. Ia memerintahkan Jerman dipersenjatai kembali dan Wehrmacht menginvasi Polandia pada bulan September 1939, menyebabkan pecahnya Perang Dunia II di Eropa. Di bawah pemerintahan Hitler, pada tahun 1941 pasukan Jerman dan sekutu Eropanya menduduki sebagian besar Eropa dan Afrika Utara. Tahun 1943, Jerman terpaksa bertahan diri dan mengalami serangkaian kekalahan dalam pertempuran. Pada hari-hari terakhir perang, saat Pertempuran Berlin berlangsung tahun 1945, Hitler menikahi kekasih lamanya, Eva Braun. - wikipedia
Berita kematian Hitler
Pada tanggal 30 April 1945, Hitler dikabarkan telah bunuh diri di bunkernya. Hitler bunuh diri dengan cara menembak kepalanya dengan pistol. Istrinya, Eva Braun ikut bunuh diri tetapi tidak dengan pistol melainkan meminum pil sianida. Sebelum bunuh diri, Hitler menyuruh para tentaranya agar segera membawa jasad Hitler dan istrinya ke depan taman Reich Chancellery (Tidak jauh dari bunker tempat dia bunuh diri), dan membakar jasad mereka. Para tentara Hitler melakukan apa yang dikatakan Hitler.
Dalam catatan Soviet, sisa-sisa abu bakaran mayat mereka ditemukan dan mereka mengubur sisa abu tersebut.
Cerita lain yang didapatkan dari ahli sejarahwan ialah bahwa Hitler tidak mati menggunakan pistol melainkan ikut meminum pil sianida, ada juga yang mengatakan bahwa Hitler tidak bunuh diri, melainkan dibunuh oleh tentara sekutu.
Pada tahun 2009, para ahli sejarahwan melakukan tes DNA pada tengkorak pejabat Soviet. Mereka mengatakan bahwa tengkorak yang ditemukan adalah tengkorak hitler. Pada tengkorak itu, terdapat bekas tembakan yang memecahkan tulang tempurung di tengkorak tersebut. Berbeda dengan apa yang dikatakan sejarahwan, hasil tes DNA menyatakan bahwa tengkorak tersebut adalah tengkorak wanita berumur 40 tahunan. Tengkorak itu diklaim para ahli yaitu milik istri Hitler, Eva Braun.
Jadi yang bunuh diri menggunakan pil sianida siapa ? Jasad Hitler kemana ? Abu yang ditemukan itu milik siapa ?
Semenjak laporan penemuan tengkorak wanita tersebut, muncul berbagai pertanyaan seputar kematian Hitler.
Hitler melarikan diri ke Indonesia dan mati di Indonesia
Kabar mengejutkannya ialah saat tersebarnya rumor bahwa Hitler tidak bunuh diri pada tahun 1945 melainkan melarikan diri ke Indonesia. Ia memalsukan identitasnya menjadi Dr.Poch ( Nama lengkapnya Dr.Georg Anton Poch) . Hitler dikabarkan tinggal di Sumbawa dan meninggal di Surabaya.
Apakah rumor ini benar ?
Kisah Dr. Sosrohusodo bertemu dengan dokter yang diyakini adalah Hitler
Sebagian besar pecinta misteri sudah mengetahui kisah ini. Tetapi bagi kalian yang belum pernah mendengar, berikut adalah kutipan kisah itu yang diambil dari Vivanews :
"Cerita ini berawal dari sebuat
artikel di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Penulisnya bernama dr
Sosrohusodo -- dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas
di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.
Dia menceritakan pengalamannya
bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa
Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di
pulau tersebut. Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia
mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah
Hitler di masa tuanya. Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah
bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal --- Dia selalu menyeret
kaki kirinya ketika berjalan.
Kemudian, tangannya, kata
Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga
punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.
Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya -- yang
ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya
di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun.
Menurut Sosrohusodo, dokter asal
Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk
jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang
kesehatan. Keyakinan Sosro, bahwa dia bertemu Hitler dan Eva Braun,
membuatnya makin tertarik membaca buku dan artikel soal Hitler. Kata
dia, setiap melihat foto Hitler di masa jayanya, dia makin yakin bahwa
Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui adalah Hitler.
Keyakinannya bertambah saat seorang
keponakannya, pada 1980, memberinya buku biografi Adolf Hitler karangan
Heinz Linge yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Try Budi
Satria. Dalam halaman 59 artikel itu diceritakan kondisi fisik Hitler di
masa tua. "Sejumlah orang Jerman tahu Hitler menyeret kakinya saat
berjalan, penglihatannya makin kabur, rambutnya tak lagi tumbuh. Kala
perang makin berkecamuk dan Jerman terus dipukul kalah, Hitler menderita
kelainan syaraf."
Saat membaca buku tersebut, Sosro
makin yakin, sebab kondisi fisik yang sama dia temukan pada diri Poch.
Dalam buku tersebut juga diceritakan tangan kiri Hitler selalu bergetar
sejak pertempuran Stalingrad (1942 -1943) -- yang merupakan pukulan
dahsyat bagi tentara Jerman. Sosro mengaku masih ingat beberapa
percakapannya dengan Poch yang diduga adalah Hitler. Poch selalu
memuji-muji Hitler. Dia juga mengatakan tak ada pembunuhan di Auschwitz,
kamp konsentrasi yang diyakini sebagai lokasi pembantaian orang-orang
Yahudi. "Saat saya bertanya soal kematian Hitler, dia mengatakan tak
tahu.
Sebab, saat itu situasi di Berlin
dalam keadaan chaos. Semua orang berusaha menyelamatkan diri
masing-masing," kata Sosrohusodo, seperti dimuat laman Militariana.
Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar.
Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada
istrinya yang lalu menjawab, "ini terjadi ketika Jerman kalah di
pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau
memukuli meja berkali-kali."
Goebbels yang disebut istri Poch
diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal
loyal dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun,
beberapa kali memanggil suaminya 'Dolf', yang diduga kependekan dari
Adolf Hitler. Usai membaca artikel-artikel tersebut, Sosro mengaku
menghubungi Sumbawa Besar. Dari sana, dia memperoleh informasi dr Poch
meninggal di Surabaya.
Poch meninggal pada 15 Januari 1970
pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan
jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah
Ngagel. Sementara istrinya yang asal Jerman pulang ke tanah airnya, Poch
diketahui menikah lagi dengan wanita Sunda asal Bandung berinisial S.
Dia diketahui tinggal di Babakan Ciamis. Setelah menutup mulut, S
akhirnya memberi semua dokumen milik suaminya pada Sosro, termasuk foto
perkawinan, surat izin mengemudi lengkap dengan sidik jari Poch.
Ada juga buku catatatan berisi
nama-nama orang Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti
Argentina, Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Juga beberapa
tulisan tangan steno dalan bahasa Jerman Buku catatan Poch berisi dua
kode, J.R. KepaD No.35637 dan 35638, kode simbol lelaki dan perempuan.
"Ada kemungkinan buku catatatan dimiliki dua orang, Hitler dan Eva
Braun," kata Sosro.
Ada
juga tulisan yang diduga rute pelarian Hitler -- yakni B (Berlin), S
(Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Belgrade), S (Sarajevo), R
(Rome), sebelum dia ke Sumbawa Besar. Istri kedua Poch, S juga
menceritakan suatu hari dia melihat suaminya mencukur kumis dengan gaya
mirip Hitler. Ketika dia bertanya, suaminya menjawab, "jangan bilang
siapa-siapa." Sosro mengaku tak ada maksud tersembunyi di balik
pengakuannya. "Saya hanya ingin menunjukan Hitler meninggal di
Indonesia," kata dia. Hingga saat ini apakah Hitler tewas di bunker, di
Argentina, Brazil, atau Indonesia, belum bisa dipastikan. Kisah akhir
hayat 'sang Fuhrer' terus jadi misteri."
Pada saat itu, teori Dr.Sosrohusodo
mendapat perhatian cukup luas di media lokal. Ini mungkin menginspirasi
Peter Levenda, penulis Amerika Serikat, untuk menulis sebuah buku
mengenai teori ini pada tahun 2012 yang secara efektif membuat klaim
Dr.Sosrohusodo menjadi cukup terkenal di barat. - xfile-enigma
Mengapa Dr.Sosrohusodo mengklaim bahwa dokter tersebut adalah Hitler ?
Berikut ini adalah kutipan argumen Dr. Sosrohusodo mengenai Dr.Poch
"Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal --- Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul. Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya -- yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun."
(Notes: Hitler lahir tahun 1889 sehingga pada tahun 1960, ia memang berusia 71 tahun).
Bayangkan, kita bertemu dengan seorang
Jerman tua, pincang, tangan lemah, memiliki kumis seperti Charlie
Chaplin, kepala gundul dan memiliki umur yang sama dengan Hitler. Lalu
kita mengambil kesimpulan kalau orang ini pastilah Hitler. Kesimpulan seperti ini adalah sebuah fallacy (Kekeliruan) .
Tetapi jika Dr.Sosrohusodo mengambil kesimpulan berdasar pengakuan Dr.Poch beserta bukti-bukti kuat lainnya, maka kesimpulan Dr Sosrohusodo dapat kita katakan sudah tepat.
Yang menjadi masalah adalah Dr. Sosrohusodo hanya menarik kesimpulan secara spontan saja.
Perbandingan foto Dr.Poch dengan Adolf Hitler.
Ini adalah Dr.Poch beserta istrinya yang berasal dari Indonesia.
Ini adalah foto Hitler sendiri
Jika diperhatikan, postur tubuh dan wajahnya memang berbeda dan satu-satunya yang mirip hanyalah kumisnya. Tetapi postur dan wajah seseorang dapat berubah seiring pertambahan usia dan berat tubuhnya.
Coba kita beralih foto sejenak.
Ini adalah foto Hitler saat dia masih muda
Sekarang bandingkan dengan foto Dr.Poch.
Kedua foto itu seakan-akan menggambarkan bahwa dua orang yang ada didalam foto ialah orang yang sama.
Ada perbedaan mendasar yang kemudian membuat para peneliti meragukan kalau keduanya adalah orang yang sama.
Bentuk
tubuh dan bahkan bentuk wajah bisa berubah jika kita bertambah tua,
bertambah kurus atau bertambah gemuk, Tapi ada satu yang tidak akan
berubah.Yaitu Lobule telinga atau Earlobe.
Lobule Telinga |
Dalam kasus Dr Poch dan Hitler, mereka memiliki lobule telinga yang berbeda.
Lobule telinga dibagi menjadi dua oleh para ahli anatomi, yaitu Free Earlobe dan Attached Earlobe.
Hitler memiliki Free Earlobe sedangkan Dr.Poch memiliki Attached Earlobe.
Attached Earlobe artinya ujung daun telinga langsung menyatu dengan sisi wajah kita. Sedangkan Free Earlobe, ujung daun telinga melengkung, menyisakan satu bagian yang "bebas".
Attached Earlobe artinya ujung daun telinga langsung menyatu dengan sisi wajah kita. Sedangkan Free Earlobe, ujung daun telinga melengkung, menyisakan satu bagian yang "bebas".
Sekarang bandingkan Earlobe Hitler dan Dr.Poch.
Berbeda ?
Ini perbandingan satu lagi yang lebih jelas karena Dr.Poch terpotret dari samping.
Apakah kalian bisa melihat perbedaannya sekarang?
Jika kalian bertanya apakah lobule telinga dapat berubah seiring bertambahnya usia ? Jawabanya adalah bisa.
Lalu apakah lobule telinga Dr.Poch sebenarnya adalah sama dengan lobule telinga Hitler? hanya saja berubah karena bertambah usia ?
Jika Hitler bertambah tua, maka Free Earlobe yang dimilikinya JUSTRU akan bertambah kendur sehingga lengkungannya terlihat semakin jelas. Hal ini tidak bisa kita temukan pada telinga Dr.Poch.Perubahan pada earlobe terjadi ketika kita bertambah tua. Ketika usia kita bertambah, terjadi pengurangan produksi kolagen di dalam tubuh sehingga elastisitas kulit berkurang. Akibatnya earlobe manusia akan menjadi bertambah kendur. Namun tidak pernah ada kasus Earlobe seseorang berubah dari Attached menjadi Free atau sebaliknya.
Kesimpulannya sangat sederhana, Dr.Poch bukanlah Hitler.
No comments:
Post a Comment
Copas artikel ini boleh, tapi sertakan dengan sumbernya ya.. Terima kasih.